Selasa, 21 Maret 2017

Jogging Bersama Ibu Warni

Ini merupakan kisah nyata yang benar-benar saya alami dengan tetangga saya yang bernama ibu warni. Oya perkenalkan nama saya aldi ,saya asli orang jawa sama dengan bu warni. Makanya tubuh saya tidak tinggi banget kira-kira 167cm ,berat 50kg ,dan umur saya baru 24th.

Ciri-ciri ibu warni adalah umurnya 48th dan sudah punya 3 orang anak ,tinggi 167cm, berat kira-kira 48 kg, payudara 38b (saya tahu setelah tidur dengan dia), pinggul & pantatnya sangat menantang untuk di jamah.

Pada hari Minggu pagi saya sedang jogging di senayan, pada saya itu saya melihat ibu warni juga sedang jogging lalu saya pun menghampiri beliau dan menegurnya.

"loh ,ibu juga suka jogging di sini ?" tanyaku.
"eh aldi ibu kira siapa ,engga koq, ibu baru kali ini jogging di sini." kata dia.
"oh pantas saya nggak pernah lihat ibu sih."
"iya ,hehe" tawanya.

Wow pantas aja bodynya masih oke, ternyata dia rajin olah raga dan saya sering lihat dia senam di rumahnya kalau pagi. Pakaian jogging bu warni pagi itu sangat ketat dengan baju hanya kaos you can see merah dan belahan dadanya sampai terlihat kendati payudaranya yang besar yah walaupun agak kendur tapi saya yakin itu masih enak kalau di pegang. Dia memakai celana sebatas paha itupun sangat ketat sehingga pantatnya yang super bahenol sangat menantang untuk di jamah.

"Pak yanto ko nggak ikut bu ?" tanyaku.
"halah dia mah males al klo di suruh olah raga, makanya gampang sakit." katanya.
"wah berarti kurang greng juga dong di kasur ?,hehehe" canda ku.
"ya ampun aldi ,suami ibu mah di goyang sama ibu 3x juga udah muncrat, hiks,hiks" balasnya.

Wah dia sudah merespon nih ,saya harus pancing dia terus.

"emang apanya yang muncrat bu." tanyaku seolah bodoh.
"ya anunya.."
"anu apanya bu ,saya nggak ngerti nih." kata ku.
"itu lho yang kaya punya aldi, yang kaya belalai gajah,hiks,hiks "jawab bu warni.
"oh maksud ibu yang ini." jawabku sambil menunjuk ke arah tongkolku.
"eh aldi kamu tuh nunjuk gituan di tempat umum kaya gini." katanya

Wah ternyata di balik sifatnya yang ramah dan pendiam kalau di rumah, diapun juga agak genit. saya akan setubuhi dia pagi ini di kamar mandi senayan yang sudah tidak di pakai lagi ,di situ saya pernah ngentot dengan pacar saya dan tempatnya sangat aman karena jarang orang lewat situ.

"aduh bu tongkolku jadi ngaceng nih gara2 ibu ngomong kaya gitu sih." kataku berbisik di telinganya.
"lho wong kowe sing mulai kok aku di salahi, ihh kamu ko cepet banget sih dirinya ?"tanya bu warni.

aha dia sudah makin dekat dengan perangkap yang saya buka tadi.

"eh bu saya bener-bener pingin nih, saya sudah lama lho kagum sama ibu warni." gombalku.
"hush masa kamu kagum yang ganteng kaya gini naksirnya sama saya." kata dia.
"bener ko bu ,bu kita ngobrolnya jangan di sini ah nanti kalau kebetulan ada tetangga yang lagi jogging juga wah bisa timbul gosip yang tidak enak tentang saya dan ibu." kata ku panjang lebar kepadanya.
"trus ngobrol di mana ?" tanyanya.
"ayo ikut saya."

haha dasar bu warni tolol ,jelas2 itu hanya akal2an saya. Tapi klo di lihat dari tingkah lakunya dia juga mau saya setubuhi. Akhirnya saya dan bu warni menuju ke arah kamar mandi yang saya maksud dan saya ajak masuk bu warni ke dalam awalnya dia menolak.

"ihh aldi ngapain ngobrol di dalem ,udah di luar aja lagian sepi juga ko di luar." dia menolak.
"Bu namanya apes siapa yang tahu bu ,kalu tiba2 ada yang lewat gimana." kataku.

Akhirnya saya berhasil mengajak dia untuk masuk ke dalam. Lalu saya tutup pintu dan menguncinya.

"ngobrol aja ya aldi jangan macam2 ,ibu sudah punya suami lho." kata bu warni.

Lalu aku mengeluarkan tongkolku tanpa mendengarkan omongan bu warni lagi.

"lho aldi ko kamu kaya gitu ,katanya cuma mau ngobrol ?"tanya bu warni
"bu aku nggak minta macem2 sama ibu ,tapi tolong kocokin tongkolku karena aku udah pingin banget." rayuku.
"tapi janji cuma tak kocokin ya ,kamu nggak minta yang lain2." kata dia
"iya" jawabku singkat.
ohh saya dapat menikmati elusan tangan bu warni yang halus ,lalu saya bisikkan di telinga bu warni untuk meghisap tongkol saya.

"bu ,isep dong tongkol saya. jangan cuma di kocok kaya gitu." kataku.
"duh kamu mintanya macem2 ya aldi ,udah ibu kocokin aja sampai keluar ya." kata dia menolak.
"bu ,gimana saya mau keluar klo cuma kaya gini."

Lalu agak ku tekan paksa pundak bu warni agar jongkok dan dia menghisap tongkol saya ,dia pun jongkok tapi tidak langsung nyepong. Dia hanya mengocok tongkol saya ,lalu saya sodorkan tongkol saya ke arah mulutnya.

"aldi ,jangan ya sayang aku jijik klo ngisep kayak gini. suamiku aja nggak pernah saya isep masa kamu minta di isep sih ?" kata bu warni.
"sudah kamu coba dulu ,nanti kalau nggak enak baru jangan di lanjutkan. ayo ini hisap tongkolku."

Wah kurang ajar betul saya ini masa istri pak yanto saya perlakukkan seperti ini ,pak yanto adalah bendahara rt di tempat ku tinggal. hahaha akan ku coblos memek istrimu ini pak yanto.
Bu warni akhirnya mengeluarkan lidahnya dan mulai menjilat kepala tongkol saya.

"kok asin ya al ?" tanya bu warni.
"sudah nggak apa2 bu, pertamanya memang seperti itu tapi nanti kalau sudah biasa juga akan terasa nikmat." kataku

dan dia pun sudah mulai berani memasukkan tongkol saya ke mulutnya, ohh nikmat sekali hisapan bu warni tetangga ku ini.

"mmmph.....,,sllloop,sloop.sslllop,,plooop...." suara mulut bu warni yang sedang asik nyepong tongkol saya.

setelah 15 menit dia nyepong ,sayapun sudah tidak sabar lagi ingin mencoba memiaw istri pak yanto ini.

"bu sudah bu jangan lama2 ,kita nggak punya banyak waktu." kataku.
"kamu kan belum keluar al." jawabnya
"ayo ibu berdiri sekarang."

Diapun berdiri dan langsung aku peluk dengan erat ,tanganku pun meremas-remas pantatnya dengan gemas. bu warni juga meremas tongkolku dengan sangat kuat, wah ternyata dia sudah lupa diri sekarang. Lalu ku pelorotkan celana jogging bu warni yang ketat itu tapi dia memprotes hal itu.

"aldi kita sudah terlalu jauh ,aku nggak mau seperti itu." dia berkata dengan nada sedikit marah."
"iya ,tapi kita sudah terlanjur basah melakukkan ini semua. ayolah sebentar saja bu warni." kataku memohon.
"tapi ini untuk yang pertama dan terakhir ya aldi ,ingat jangan sampai ini kamu ceritakan ke siapapun." kata bu warni
"iya bu."

Lalu dia membuka celana jogging serta cd hitamnya ,dan dia mengambil posisi nungging. Dan saya pun mengarahkan tongkol saya ke lubang memiaw bu warni.
sleep.sleep bleeesssss.... masuklah sudah tongkolku ke dalam memiawnya. Bu warni sempat memiawik ketika saya agak kasar mendorongnya.

"aow pelan2 dong aldi."
"iya sayang maaf." hahaha biadab sekali saya memanggil dia dengan sebutan sayang.

lalu saya pun mulai menggoyang maju mundur dengan perlahan ,tangan saya pun masuk ke dalam baju you can see bu warni dan meraba payudaranya sambil terus menggenjot memiawnya.

"ahhh,ahh,ahh,uhhh,ayyooo ceeeppp,,paaatt allldiii,,ahh,,ohhhh,nanti suamiku curiga klo saya lama bangedd ,,aoww,,jogiingnya...ahhhhh" desah bu warni.
"ohhh,ohhh ,,iya bu sebentar lagi...ahhh memiaw bu warni nikmat bangett ,,,auuuuhhhhh." balasku.

Bu warni makin cepat menggoyangkan pantatnya dan saya pun makin tak beraturan melakukan persetubuhan ini. tak lama pun dia bilang kalau dia mau orgasme dan saya pun merasakan hal yang sama.

"oohhh ,,,aldii akuu mauu kelluaaarrrr... niihhh ,,ahhh,,ahh,ahh,ahh" desahnya.
"iya bu aku juga mau keluar,,ohh,ohh."

lalu dia pun orgasme duluan. Seeeerrrr,serrrrr....serrrrr...

saya merasakan cairan hangat keluar dari dalam memiaw bu warni dan memiawnya terasa menyedot dengan kuat tongkolku ,karena itulah saya tidak dapat menahan pejuku yang sudah mau keluar.

"aahhhhhhhhhhhh...."desahku panjang ketika saya orgasme.

Bu warni merapihkan kembali pakaiannya dan sayapun kembali merapihkan pakaian saya juga.

"bu makasih ya ,kita pulangnya misah saja supaya tidak ada yang curiga."
"iya aldi sama2 ,aku juga puas kok ..oya besok pagi suamiku ke luar kota jadi kamu bisa menginap di rumah saya. gimana kamu mau nggak .?" tanyanya
"oke sayang besok aku nginep di rumah kamu ya..

Lalu kami pun pulang dengan terpisah ,dan menyiapkan tenaga buat besok kembali ngent*t dengannya.

Senin, 20 Maret 2017

Kisah Nyata ML Dengan Pembantu


Kisah ini adalah kisah nyata dalam kehidupan sex ku dengan pembantu ku yg masih belia bernama Imah dari Majalengka. Aku karyawan sebuah BUMN di kota Bandung yg kebetulan masih tinggal sendiri di rumah dinas yg cukup besar… Atas saran istriku aku disuruh mencari pembantu yang bisa jaga rumah, bersih-bersih rumah dan juga bisa masak.

Istri dan anak-anakku masih tinggal di semarang karena kami punya bisnis mini market di sana. Singkat cerita saat aku tugas dinas ke kota Cirebon, singgah makan di salah satu rumah makan di kota Majalengka, disitu aku melihat salah seorang pelayan yg kelihatannya murah senyum dan ramah dengan body mungil tapi padat (meski toketnya kecil)… “maaf neng boleh tanya ?, kalo di daerah sini ada tidak orang yg mau jadi pembantu di kota Bandung, kebetulan Om tinggal sendiri di Bandung, jadi kadang repot kalo mau nyuci atau bersih-bersih rumah…” aku beranikan diri buat nanya ke pelayan tadi… “ biasanya mah banyak om, cuma nanti kalo habis lebaran…emang disana di gaji berapa Om?”.

“Ya kalo diliat dari kerjaannya nggak terlalu berat kok, Om anggarkan 500 ribu sebulan…” ketika aku jawab spt itu, pelayan itu sepertinya tertarik… “ kalo saya saja bagaimana Om, saya juga pengin kerja di Bandung, habis di sini gajinya nggak menentu, kadang aja kalo warung sepi paling dapat 200 ribu sebulan…” aku kaget waktu dia menawarkan dirinya.. “Neng namanya siapa?, emang nggak malu jadi pembantu..?” ….“saya Imah Om, buat apa malu khan gajinya lumayan besar, lagian saya sekolah juga cuman tamat SD….” akhirnya aku setuju Imah yg kujadikan pembantuku.. “oke nanti hari jumat malam Om balik dari Cirebon, Imah siapkan semua keperluan dan jgn lupa ijin sama orang tua, nanti Om jemput di sini, bagaimana ?”.

“Iya Om setuju, nanti Imah ijin dulu ke Ibu…”..malam itu aku lega dapat pembantu yg manis, mungil dan murah senyum..aku menuju kota Crebon. Pada hari Jumat sore, setelah semua urusan pekerjaan selesai aku pulang kembali ke bandung dan menjemput Imah di Majalengka, dia diantar sama Ibu dan kakak permpuannya, aku pamit ke Ibunya dengan menitipkan uang 500 ribu untuk membantu keluarganya, si Ibu sangat berterima kasih, anaknya bisa bekerja di bandung. Sesampainya di rumah aku langsung tunjukan kamar Imah, rumah dinas yang aku tempati memiliki tiga kamar tidur dan dua kamar mandi, “nah imah bisa tidur dikamar ini, udah di bersihkan sama mang haris kok..” (Mang haris penjaga malam kantorku)…“trus tugas Imah, tiap pagi bersih-bersih rumah, kalo ada cucian langsung di cuci pake mesin cuci, kalo Imah mau masak ada bahan-bahannya di kulkas…, pokoke ringan dan nyantai, kalo udah selesai semua, Imah boleh kok nonton TV atau kalo mau karaoke juga ada…” …“Iya Om, imah siap…” Malam itu aku langsung istirahat demikian juga dengan Imah langsung pergi tidur.

Setelah satu minggu bekerja, aku nilai pekerjaan imah sangat bagus, rajin dan cucian juga harum tidak apek…hingga pada satu malam di hari Jumat, aku inget betul jam 10 malam dan hari jumat dimana aku nggak bisa mudik ke kota semarang, mulailah petualangan indah ini… Malam itu hujan deres banget aku laper mikin makan mie, aku lihat kamar imah gelap udah tidur dia kah? aku masak Mie dan aku makan sambil muter DVD blue, saat itu aku nggak ada kepikiran sama sekali buat nidurin si Imah yang mungil…pada saat aku nyari film-film BF tsb ternyata tempatnya sudah tidak teratur..aku kaget, “..jangan-jangan si Imah habis nonton film blue…” setan di otakku mulai menggoda..“hee kesempatan tuh gan…dipancing sedikit pasti dapat tuh perawan….” akhirnya setan nakal berhasil mengotori pikiranku, aku mulai cari akal bagaimana biar Imah bisa bangun, aku putar DVD Bf dengan suara keras,

Aku lihat korden jendela nako kamar imah sedikit tersingkap meski didalam kamarnya gelap…tiba-tiba..pintu kamar Imah terbuka,..“maaf Om imah mau pipis..” dia ngeloyor aja masuk kamar mandi..aku langsung masuk kamar mengganti celana panjang ku dengan kolor tanpa CD, aku langsung bebaring di dpn TV sambil melihat Miyabi lagi BJ lawan mainnya… Imah yg habis pipis melewati ku yg lg asyik..“ udah pipisnya Mah..?” ..“iya pak, maaf imah tidur lagi pak..”(dia mulai memanggil Bapak tidak Om lagi) “sebentar, imah nonton film bareng Bapak saja disini, daripada ngintip dari kamar…”.

Imah kaget atas tawaranku tadi…“Imah malu pak..” aku pegang tangan Imah dan kurengkuh biar duduk di kasur depan TV, aku melihat dia gelisah dan takut…tapi aku yakin nafsu nya juga sudah menumpuk di ubun-ubun….aku mulai berani membelai rambutnya..dia diam saja, aku teruskan membelai pundaknya..dia agak sungkan…. karena hujan semakin deras dan setan telah menguasai otakku aku beranikan diri lagi mencium bibirnya…..diluar dugaanku gadis mungil pembantuku ini merespon dengan liar, dia berani mengulum mulutku dengan rakus…dia dengan napas memburu menciumku dari jilatan lidahku dia membalas dengan jilatan lidahnya…. karena semakin tidak kuat aku buka kaos dan kolorku…“Bapak, jangan dibuka Pak..Imah takut..” “ndak Imah, Bapak bisa jaga kok..” 

aku yang semakin liar membuka kaos dan BH Imah, aku kulum kedua tetek mungilnya..“Aghhhrrr…geliii ppakk”…aku gigit-gigit puting kecilnya..imah semakin kelojiotan, aku terus beranikan membuka celana pendek dan cd yang di pakai Imah, tangannya menghalangi tapi bahasa tubuhnya meng iyakan…..akhirnya aku berhasil membuka celana dalamnya.. “Pakk..jangannn ppakk, imah takuutttt….” “tenang imah bapak cuma pengin jilatin punya imah..jangan takut, bapak akan jaga kok..” aku baringkan tubuh imah, kakinya aku buka dan mulailah aku jilatin memek imah..sruuppppsss… ada aroma khas memek perawan yang harum..aku jilatin sampai klitorisnya mengkilat…

“Oughhh..oughrrr.. .pppakkk…imah pengin pipiss….ourghhh…” tangan imah menjambak rambutku, dia tegang sekali dan bersamaan dengan itu dimulutku tersiram cairan hangat yang harum..“Ppppppaaaaaaakkkk…ou urghhhhhrrrrrr….” Imah mengejang di orgasmenya dengan jilatan lidahku dia menutupi mukanya dengan bantal…karena memeknya masih menganga aku langsung hujamkan, batang kontolku yang sangat besar dan keras ke memek imah yang sangat kecil….dia berontak dan teriak… “Ppppakkk, jangannnnnn, bapak udah janji, jangan ppakk..ourghhh… ” karena masih sempit aku cukup sulit memasukkan kontolku….imah yang ketakutan mulai dikuasai nafsunya lagi, dia sudah tenang, saat kepala kontolku pas di dapan memek imah yg sudah basah merekah aku gigit teteknya lagi, dan “aaaghhhhrrrkkkhhhhrr…sakiii t pakkkkkkkkh…akkkhhh…” kontolku berhasil masuk semua..imah kelojotan karena sakit..aku diamkan sejenak kontolku berkenalan dengan isi rahim imah..“Ourghhh..ourggghhhh…p pakkkk..sakiit…” aku terus goyangkan pinggulku naik turun pelan-pelan….saat imah mulai mengikuti iramaku, aku cium bibirnya, aku rasakan dingin sekali seperti es, tapi hembusan nafasnya sangat cepat, dia terengah-engah menikmati gesekan di lubang memeknya dia menikmati batang kontolku yang besar… “Argghhhh…imah… immmmmaaahhhhh ..aughhhrr…” 

Aku merasakan ada sesuatu yang siap muncrat dari kontolku…“aughhrr..ppakkkkkk uenakkkk pakkkk..aghhhrrrrr….pppppakk kkkkkkk…immahhhh mau pipis lagi….” bersamaan dengan orgasme imah yg kedua aku cabut batang kontolku dan kusemprotkan cairan spermaku di perut imah…“aghhhhhhh…aghhhhhhhh hrrrrr, aku dapat mahhh…” crotttsss..spermaku muncrat di atas tubuh imah dan ada yang sampai ke hidungnya…aku puas sekali…kulihat ada darah segar di spreiku..imah yg baru kehilangan keperawanannya dia menangis, apakah menangis sedih atau bahagia hanya dia yang tahu……

Pagi hari sabtu ini aku ada janji golf dengan relasi, kulihat imah agak buang muka kalo berpapasan denganku, tapi aku bersikap sangat wajar seolah tidak terjadi apa-apa…dia juga bekerja seperti biasa, masih rajin dan cekatan. “Imah ini bapak titip uang 500 ribu, bukan uang gaji, tapi uang buat keperluan imah beli barang-barang pribadi imah…hari ini bapak golf sampai sore..”…“Inggeh Pak hatur nuhun…., bapak pulang jam berapa?”…aku merasakan suasana cair dan rona senang di muka imah.. “nanti sampai jam 6 saja , knapa imah? kangen yang tadi malam kah?”…. dia malu dan terspu-sipu…aku berangkat….

Sabtu, 18 Maret 2017

Kisah Nyata Tante Warda

Jam alarm di kamarku berbunyi untuk segera bangun dan menepati janji tante Warda, aq terburu buru dan langsung tancap ke rumah tante, anak tante cantik juga sama kayak mamanya yang sekolah  SMA namanya Diva dan yang SMP namanya Ela. 

Waktu maen kerumah tante aq serasa meilhat 3 bidadari bidadari yang cantik mereka bertiga kebanyakan kalau dirumah selalu memakai pakaian yang seksi dan tranparan , dan disini aq akan bercerita kisahku bersama tante Warda waktu ditinggal suaminya keluar kota.

Hari Senin pagi, aq memacu motorku ke rumah tante Warda. Setelah perjalanan 15 menit, aq sampai di rumahnya. Langsung aq parkir motor di teras rumah. Sepertinya Diva dan Ela masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Warda belum berangkat kerja.

“Met pagi semua” aq ucapkan sapaan seperti biasanya. “Pagi, Mas Arman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Ela membalas sapaanku.

“Iya nih kesiangan” aq jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
“Man, kamu antar Diva dan Ela ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aq.

“OK Tante” jawabku singkat.“Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Diva dan Ela memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
“Daag Mas Arman, nanti pulangnya dijemput ya.”

Lalu Diva menghilang dibalik pagar sekolahan.Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Warda.

Setelah parkir mobil aq langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Warda masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aq mulai curiga dan aq hentikan makanku.

Setelah menaruh piring di dapur. Aq menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aq matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aq mulai mendekatkan mataq ke lubang kunci.

Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Warda tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. 

Ternyata tante Warda sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke memeknya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.

Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke memek. Rupanya tante Warda ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya.

Aq langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aq tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Warda, membuatku tergila-gila. Aq jadi membayangkan tante Warda berhubungan badan denganku.

“Lho Man, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aq bilang ke ibu kamu lho.”
Tiba-tiba suara tante Warda mengagetkan aq.

“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Warda sambil masuk kamar.

Aq agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aq menganggap itu cuma sekedar guyonan.
Setelah tante Warda berangkat kerja, aq sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aq ganti celanaq dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

“Hmm.. geli ah” Aq terbangun dan terkejut, karena tante Warda sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Penis dari luar sarung.

“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Penis menegang 90%.
“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aq tanya kenapa dia tidak masuk kerja.

“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Penis mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelaqannya.

“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Arman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.
“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.“Iya, tadi Arman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aq kalau dia marah.

Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya.

Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku.

Aq tetap terpaq di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Penis di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aq. Aq jadi salah tingkah.

“Aq tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
“Emm.., nggak kok tante. Maafin Arman ya.” Aq semakin salah tingkah.“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.“Maksud Arman, nggak salahkan kalau Arman pingin pegang ini..!”

Sambil aq tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.
Langsung aq kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.

“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Man.” tante Warda merengek perlahan.“Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.
Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aq buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab.

Sekarang posisi kami berbalik, aq berada di atas tubuh tante Warda. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aq rasakan semakin lembab.

Ciuman tetap kami laqkan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.

“Hmm, boleh juga nih.
Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Penis yang belum pernah dilihatnya.“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaq.

Lalu tante melepas celanaq, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.
“Wah, rupanya tante punya Penis lain yang lebih gedhe.”
Gila tante Warda ini, padahal Penis-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.
Aksi meremas dan menjilat terus kami laqkan sampai akhirnya tanpa aq sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku.

Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Penis yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.
“Tante.. ngapain berhenti?” aq beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.

“Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

Tante masih terkesima dengan Penis-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.
“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelaqin apa aja sama Penis ku.” Aq ingin agar tante memulai ini secepatnya

“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Penis.
Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Penis

“Ahh.. enak tante, terusin hh.” aq mulai meracau.
Lalu aq tarik kepala tante Warda sampai sejajar dengan kepalaq, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi.

Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Warda. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aq berhasil melepas penutup satu-satunya itu.
Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaq. Sehingga terpampang jelas memeknya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.
“Ayo Man, gantian kamu boleh melaqkan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap memeknya.

“OK tante” aq langsung mengiyakan dan mulai mengecup memek tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aq sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Man, terus Man.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.
kumpulan 

Semakin dalam lidahku menelusuri liang memek tante. Semakain kacau pula omongan tante Warda.
“Ahh..Man..shh..Manr aq mau keluar.” tante mengerang dengan keras.
“Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.
Rupanya tante sudah mencapai puncak. 

Aq terus menghisap dengan kuat memeknya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.
“Hmm..kamu pintar Man. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
“Ehh, gimana ya tante..” aq ngomgong sambil melirik ke Penis ku sendiri.
“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Penis ku masih berdiri tegak dan belum puas.
Dipegangnya Penis ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Penis

Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.
“Man, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aq tanggap dengan bahasa tubuh tante Warda, lalu turun dari tempat tidur. Aq jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. kumpulan cerita tante hot 2017

Dengan tiba-tiba aq benamkan kepalaq di memeknya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aq berikan.
Setelah memek tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aq berdiri sambil memegang kedua pahanya.

Aq gesek-gesekkan ujung Penis ke memek tante dari atas ke bawah dengan pelan. PErlaqanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

“Tante siap ya, aq mau masukin Penis” aq memberi peringatan ke tante.“Cepetan Man, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aq secepatnya memasukkan Penis.
Dengan pelan aq dorong Penis ke arah dalam memek tante Warda, ujung kepalaq mulai dijepit bibir memeknya. Lalu perlahan aq dorong lagi hingga separuh Penis sekarang sudah tertancap di memek tante warda.
Aq hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah laqkan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.
“Man, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.“Ahh.. shh mm, tante ini cara Arman agar tante juga merasa enak” Aq membalas omongan tante.

Lalu dengan hentakan lembut aq mendorong semua sisa Penis ke dalam memek tante.
“Ahh..” kami berdua melenguh.
Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aq juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan.

Memek tante Warda ini masih kencang, pada saat aq menarik Penis bibir memeknya ikut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaq dengan paha tante Warda semakin menambah rangsangan.Sepuluh menit lebih kami melaqkan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Man tante nyampai lagi”

Pinggulnya dirapatkan ke pahaq, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aq kecup kedua payudaranya. dengan Penis masih menancap dan dijepit Memek tante warda yang berkedut dengan keras. 

Dengan posisi memangku tante Warda, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aq mulai merasakan ada desakan panas di Penis.
“Tante, aq mau keluar nih, di mana?” aq bertanya ke tante.“Di dalam aja Man, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.

Urutan memek Tante Warda yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.
“Arghh.. tante aq nyampai”.“Aq juga Man.. ahh” tante juga meracau.
Aq terus semprotkan cairan hangat ke memek tante. setelah delapan semprotan tante dan aq bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

“Man, kamu hebat.” puji tante Warda.“Tante juga, memek tante rapat sekali” aq balas memujinya.“Man, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.
“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aq selalu keluarkan di dalam?” aq balik bertanya.“Gak apa-apa Man, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang”
Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaq

Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melaqkannya sekali lagi di kamar mandi.


Kamis, 16 Maret 2017

Pertama Kalinya Melihat Orang Bersetubuh

Master Agen Betting - Kak Sofie, pembantu rumah abangku pasti ada di belakang, pikirku. Ternyata pintu tak berkunci, aku masuk, sepi, langsung aku ke belakang. Maksudku mau memperingatkan Kak Sofie tentang kelalaiannya tak mengunci pintu. Sampai di belakang Kak Sofie tak ada. Aku masuk melalui pintu belakang.

Aku terus ke ruang tengah. Saat itulah Kak Sofie muncul dari bilik mandi tengah. Aku berniat menegurnya, tapi niatku tertanguh sebab Kak Sofie keluar dari bilik mandi hanya berbalut kain tuala yang tak begitu lebar. Buah dadanya yang besar itu seakan-akan tumpah. Lebih dari separuh dadanya tak bertutup. Dari dadanya ke atas lutut saja yang tersembunyi ditutupi tuala itu.

Dan bawahnya Seluruh pahanya tampak! Kain sempit itu hanya sanggup menutup sampai pangkal pahanya saja. Aku segera mengambil kedudukan disatu sudut yang tenang dan tersembunyi. Pikiran jahat mendorong saya untuk mengamati, yaitu dibalik pintu kaca belakang viltrage menghalang pandangan Kak Sofie ke dalam.

Habis mandi dia masih mengemas peralatan cuci. Sebelumnya dia tak pernah begini, mungkin disangkakannya tak ada orang. Yang membuat jantungku berdegup kencang adalah wakti ia membelakangiku. Kak Sofie membungkuk mengambil sesuatu di dalam baldi.

Seluruh punggungnya kelihatan, bahkan se detik aku sempat melihat kemaluannya dari belakang! Makumlah, dia baru lepas mandi. Tentulah tak memakai pantie.

Bukan hanya itu saja. Setelah selesai, Kak Sofie melangkah memasuki ke biliknya. Sebelum masuk inilah yang membuat jantungku terhenti. Kak Sofie melepas kainnya dan menjemurnya dalam keadaan telanjang bulat!

Hanya beberapa detik aku menikmati tubuh mulusnya dari belakang, miring agak ke samping. Bulatan buah dada kirinya sangat jelas. Kulit tubuhnya begitu bersih. Bentuk tubuhnya memang bagus, kecuali agak gemuk dan berisi. Bidang dadanya luas, pinggangnya menyempit, pinggulnya melebar dan sental.

Kak Sofie langsung melangkah masuk ke bilik tidurnya. Dalam melangkah, se detik itu sempat terlihat bahwa bulu2 kelamin Kak Sofie lebat! Lain tidak jelas.Kemudian ia menutup pintu.
Aku yang masih belum pernah beristeri dan tidak pernah melihat tubuh wanita secara kulit, merasa dada ku berdebar. Selama ini aku hanya melihat filem blue dari CD saja.

Aku dapat bayangkan betapa nikmatnya menggomol wanita sewaktu disetubuhi. Ini kerap ku bayangkan bila aku melakukan onani sendiri. Tetapi bersetubuh dengan wanita belum pernah ku lagi.
Aku keluar perlahan-lahan lalu menutup pintu. Hujan diluar mula turun rintik-rintik. Semakin lebat. Jadi aku terpaksa memanggil Kak Sofie semula. Kak Sofie keluar. Dia senyum. Pakaiannya serba rengkas.

Hujan Kak Lima kataku. Kak Sofie terperanjat. Bila Mad masuk? tanya Kak Sofie. Tadi. Dari pintu belakang..tak berkucnijawabku.

Kak Sofie terus bergegas ke halaman belakang untuk mengambil jemuran. Aku terus masuk dan naik ke bilik ku, mau tukar pakaian. Aku cuma memakai seluar gymn dan singlet.

Seketika kemudian terdengar suara Kak Sofie memanggilku dengan nada keras.. Mad ! , laungnya kuat dari belakang rumah. Aku berlari menuju arah suaranya dan melihat .

Aduhhh..! Kak Sofie terduduk di tepi longkang. Tergelincir. Jatuh terjelepok tak boleh bangkit dan berjalan. Kain kering bertaburan di sekitarnya. Bertaburan.

Mad, tolong kak Sofie bawakan kain ni masuk, pintanya sambil menyeringai mungkin menahan kesakitan. Kakak tergelincir tadi, sambungnya.

Aku hanya mengangguk seraya memungut kain yang bersepah lalu sebelah tanganku cuba membantu Kak Sofie berdiri.

Sekejap kak. Mad bawa masuk dulu kain ni, kataku setelah aku dapati susah untuk membantunya dengan kain yang masih aku pegang

Aku bergegas masuk ke dalam rumah. Kain aku letakkan di atas katil di bilik Kak Sofie. Ketika aku menghampiri Kak Sofie semula, dia sudah separuh berdiri dan cuba berjalan terhencot-hencot. Hujan semakin lebat seakan dicurah-curah.

Aku pimpin Kak Sofie masuk ke biliknya dan dudukkannya di kerusi. Gementar dadaku ketika tanganku tersentuh buah dada Kak Sofie. Terasa kenyal. Darah mudaku terasa menyirap naik. Apatahlagi, tadi aku pernah melihat susuk tubuhnya tanpa kain. Wahh..fikiran ku berkecamuk.
Aku mengakui walau dalam umurnya awal 30an, tapi Kak Sofie tidak kalah menariknya jika dibanding dengan kakak iparku yang berusia 25 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan potongan badannya yang memang mampu menarik pandangan lelaki.

Tidak hairan pernah aku terserempak abang ku seolah mengamati Kak Sofie dari belakang ketika Kak Sofie membersihkan halaman rumah.

Tolong ambilkan kakak tuala, Mad pinta Kak Sofie ketika aku masih termanggu-manggu. Aku menuju ke almari pakaian lalu mengeluarkan sehelai tuala dan aku suakan kepadanya.
Terima kasih Mad, katanya dan aku cuma mengangguk-angguk sahaja. Aku pandang dia dengan kasihan.

Kesihan kak Sofie, dia adalah wanita yang paling lemah lembut. Suaranya halus dan lunak. Bibirnya sentiasa terukir senyum semulajadi, walaupun dia bukan senyum.

Rajin dan tak pernah angkat muka atau membantah. Dianggapnya rumah abangku seperti rumah keluarganya sendiri. Tak pernah siapa yang suruh dia kerana dia sentiasa tahu tanggungjawabnya.
Kadang-kadang aku beri dia wang saku 30 40 RM bila aku datang kesana. Bukan kerana apa, sebab dia mempunyai sifat yang mudah orang sayang kepadanya. Abangku tidak pernah berkira dengannya. Gajinya tiap bulan masuk bank.

Pakaiannya kakak ipar ku belikan hampir tiap bulan. Memang dia cantik, dan tak tau apa sebab suaminya menceraikannya. Kabarnya dia benci sebab suaminya hisap dadah. Hampir 6 tahun lebih dia menjanda setelah bernikah cuma 3 bulan. Sekarang dia baru berusia 33 tahun, masih muda.
Kalau soal cantik, memang kulitnya putih. Memang dia keturunan Cina, sebelah datuknya. Rambutnya mengurai lurus hingga ke pinggang. Bandingkan dengan kakak iparku, masing-masing ada kelebihannya. Yang cantik kepada kak Sofie ialah sikapnya kepada semua orang. Budi bahasanya halus dan sopan.

Oh..ya! Kak Sofie berdiri lalu cuba berjalan menuju ke bilik air. Melihat keadaannya masih terhoyong hayang, dengan pantas aku mencapai tangannya untuk membantu. Sebelah tangan ku memegang pinggang kak Sofie. Aku pimpin menuju ke pintu bilik air. Terasa sayang untuk aku lepaskan peganganku, sebelah lagi tanganku melekat di perutnya.

Kak Sofie berpaling kepadaku. Aku mengadap wajahnya. Mata kami bertentangan. Ku lihat kak Sofie seperti merelakan dan menyukai apa yang aku lakukan. Tangan ku menjadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu ke dadanya.

Ku usap dadanya yang kenyal menegang dengan puting yang mula mengeras. Aku dekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling, lalu ku tolak pipinya. Mulut kami bertemu. Aku mengucup mulutnya. Pertama kali aku melakukan kepada seorang wanita.

Rengekan halus keluar dari mulut kak Sofie. Semasa kedua-dua tanganku meramas punggungnya dan lidahku mula menjalari leher gebu kak Sofie. Ini semua gejala Blue Film dari disc CD-Rom yang aku sering tengok dari rumah kawan sebelah.

Kak Sofie menyandar ke dinding, tetapi tidak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk ke dalam bajunya, mulut dan lidahnya ku kucup. Aku hisap dan menggeli langit-langitnya. Kancing colinya aku lepaskan. Tangan ku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya aku gentel lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai keseronokan walaupun kami masih berdiri tercegat di dinding.

Kami menggigil tak keruan. Nafas kami makin pantas. Aku rasa tubuh kak Sofie menyandar ke dadaku. Dia seperti orang lemas.

Cerita Sex Baju kurung gunting Kedah kak Sofie aku buka. Dalam cahaya remang hujan itu, aku tatap wajahnya. Matanya pejam seperti tidak bermaya. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghias dadanya ku ramas perlahan-lahan.

Bibirku perlahan mengucup puting buah dadanya perlahan. Ku ulit puting yang mengeras itu hingga lumat. Kak Sofie semakin gelisah dengan nafasnya yang sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku sedangkan aku pula tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah. Isssyyyyy.issssyyy.!! Mendesah perlahan.!!

Puting teteknya yang mengkal itu aku jilat berulangkali sambil aku gigit perlahan-lahan. Usapan ku semakin jauh melewati sempadan. Ku huraikan ikatan kain dipinggangnya. Lidahku kini bermain di pusat kak Sofie pula sambil tangan ku mula mengusapi pehanya. Ketika ku lepaskan ikatan kainnya tadi, tangan kak Sofie semakin kuat menarik rambutku.

Madddd.maddd suaranya kak Sofie memanggil ku perlahan dari tekaknya. Jangan laaaa katanya lemah. Seperti orang merengek saja.

Aku terus menjalankan gentelan dan usapan ku. Nafasnya tercungap-cungap ketika seluar dalamnya aku tarik ke bawah. Tanganku mula menyentuh kawasan kemaluannya. Rambut halus di sekitar celah kangkang kemaluannya aku usap-usap perlahan.

Madddd.. dah lahhh..Kak Sofie seperti menegah. Aku tidak peduli. Kak Sofie tidak meronta.
Ketika lidahku baru mencecah kemaluannya, kak Sofie menarik aku berdiri. Direnungannya muka ku dengan mata kuyu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan kepada katil tidurnya. Aku segera faham seraya memimpin kak Sofie menuju katil. Bau kemaluannya merangsang sekali tengit dengan satu bauan khas yang sukar diceritakan.

Madddd.., bisiknya perlahan di telingaku. Aku terdiam sambil melakukan mengikut yang ku inginkan. Kak Sofie seperti membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Kak Sofie kini ku telanjangkan. Dia seolah-olah merelakan.

Tubuhnya baring telentang sambil kakinya mencecah lantai. Susuk tubunya cukup menggiurkan. Mukanya berpaling kesebelah kiri. Matanya pejam. Tangannya mendepa atas tilam. Buah dadanya membusung bagai busut jantan semacam minta disentuh.

Puting susunya seperti berair kesan liur hisapan ku. Perutnya licin dan pusatnya cukup indah. Ku lihat tidak langusng ada kesan riak dan ketak umpama perut wanita telah melahirkan anak. Memang kak Sofie tidak ada anak kerana dia bercerai setelah kawin 3 bulan. Kakinya rapat. Kerana itu aku tidak dapat melihat seluruh kemaluannya. Cuma setakat rambut yang lebat halus menghiasi bahagian bawah pusatnya saja.

Sambil itu, tangan ku terus membuka baju singlet ku satu persatu. Zip seluar jeans ku turunkan. Yang tingal hanya suspender ku saja. Aku bertelanjang sekerat di hadapan kak Sofie. Zakar ku tegang berdiri melihatkan kecantikan susuk tubuh badan kak Sofie.

Buah dada membusung dihiasi puting kecil dan kawasan di bulatan putingnya kemerah-merahan kesan gentelan ku tadi. Amat indah aku pandang di celah pehanya. Kak Sofie telentang kejang. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik.

Aku terus duduk di birai katil sambil mendakap tubuh Kak Sofie. Lembut sungguh tubuh mungil kak Sofie ini. Ku peluk kemas sambil ku kucup mulutnya lumat-lumat. Tangan ku meraba seluruh tubuhnya. Sambil aku menggentel puting susunnya ku ramas-ramas pepejal yang kenyal itu. Ku usap-usap dan ku kepal-kepal. Nafsuku terangsanga hebat.

Zakarku mengeras dalam seluar. Waktu aku mendakap tubuh Kak Sofie, tangannya menyentuh seluar kecik ku. Aku semacam faham lalu ku tanggalkan. Kini zakar tegang ku terpacak tepat menyentuh pinggang kak Sofie. Ku suakan zakar tegangku ketangan kak Sofie. Digenggamnya erat lalu diusap-usapnya seakan-akan melancapkan.

Cerita Sex Memang kak Sofie tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia pernah berkawin. Berbanding aku, memang aku cuma ada teori dengan melihat filem blue. Itu saja. Tangan ku terus mengusap perutnya hingga ke celah kangkang. Terasa berlendir basah kemaluannya.

Aku beralih dengan posisi 69. Kak Sofie mengerti. Lalu dipegang zakar tegang ku dan memasukkan ke mulutnya. Mataku terpejam-celik bila lidah kak Sofie melumati kepala zakarku. Kepala zakarku dikulumnya. Diurutnya dengan jari hingga ke pangkal. Sukar untuk di bayangkan betapa nikmatnya aku rasa. Bibir kak Sofie terasa menarik-narik kerandut buah zakarku. Tidak tertahan aku diperlakukannya begitu. Aku membongkok mengucup bibir bukit kemaluannya.

Aku kangkangkan peha kak Sofie sambil mencari liang farajnya. Ku selak bulunya yang tebal itu. Ku lihat bibir kemaluannya rapat. Ku selak bibir kemaluannya. Ku lihat dalam berlendir basah berair. Bibir dalamnya merah. Ku selak lebih luas.

Nampak seketul daging keras memanjang dibahagian atas berbalut kulit. Aku tahu, itulah kelentit Kak Sofie. Ku cuit dengan jari telunjuk. Waktu itu, punggung Kak Sofie melonjak ke atas. Terdengar suaranya mengerang. Aku tau, kelentitnya adalah pusat nafsunya.

Ku mula menggentelnya. Kak Sofie melonjak lagi. Ku tekan pehanya lalu ku gentel. Kak Sofie mengerang. Aku tau dia kesedapan. Aku terus kerjakan. Sebelah tangan ku menyelah bibir nipis sebelah dalam kemaluan Kak Sofie.

Ku tengok ada air warna putih susu keluar dari liang dibawah kemaluannya. Kemaluan Kak Sofie terbau semacam aroma kewanitaannya. Memang meransangkan.

Ku jelirkan lidah ku sambil menggentel bijik kelentitnya. Ku jilat bahagian yang merah dan terdedah itu. Kak Sofie mendesus ku cuit-cuit dengan lidahku.

Ku lumati dengan kumis ku. Liang kemaluan kak Sofie makin merah. Bau kamaluannya makin kuat. Makin itu makin aku jadi terangsang. Seketika aku lihat semacam air putih keluar dari lubang farajnya. Tambah banyak hingga meleleh keluar hingga meresap ke bahagian duburnya. Tentu Kak Sofie sudah cukup terangsang, fikir ku.

Aku balik tubuh ku semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarikku rebah bersamanya. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. Kak Sofie membetulkan kedudukannya semasa tanganku cuba mengusapi celah pehanya.

Kedua kaki kak Sofie mula mengangkang sedikit; ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidah ku mula menuruni dadanya. Putingnya ku hisap agak kasar. Punggung kak Sofie terangkat- angkat semasa lidahku mengitari perutnya.

Celah pehanya menjadi perhentian jari-jemari ku seterusnya. Kak Sofie semakin mengangkang ketika aku menjilat kelentitnya tadi ku lihat kak Sofie sudah tidak bermaya lagi. Kakinya kadangkala mengepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk merasai kesedapan yang dihidangkannya.

Rengekan kak Sofie semakin kuat dengan nafas yang terus mendesah. Rambut ku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menikmati kesedapan. Aku berteleku di birai katil.

Aku tanya, Kak Sofie nakkkkrela niiii..? Suara ku lembut bernada manja. Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik nafas panjang. Aku bagai mengerti. Itu adalah tanda persetujuan. Tanpa disuruh, ku gesel kepada zakarku ke arah lubang farajnya.

Kak Sofie hanya membiarkan. Punggungnya bergoyang ke kiri ke kanan. Aku tau dia kegelian. Kemudian, ku tolak zakarku kearah lubang farajnya yang kini telah dikangkangnya luas. Lendir dan liurku bersememeh di gerbang farajnya.

Ku ulit-ulit kepala zakar ku di lendiran yang membecak itu. Perlahan-lahan ku tolak kedalam. Tolakan zakar ku memang sukar sedikit. Terasa sempit. Ku lihat kak Sofie macam mengelinjang seperti kesakitan.

Perlahan Madddd kak Sofie bercakap dengan nafas tersekat. Aku faham sekarang. Kemaluan kak Sofie sudah menyepit setelah 6 tahun tidak disetubuhi walaupun dia bukan dara lagi. Memang aku gelojoh kerana inilah pertama kali aku mensetubuhi seorang wanita walau umurku sudah matang.

Ku ulit-ulit lagi. Aku masukkan zakarku perlahan-lahan. Ku tolak punggungku ke depan. Berhati-hati. Terasa memang sempit. Sambil itu Kak Sofie memegang lenganku erat-erat. Mulutnya terakncing bagai seorang sedang mengigit tulang. Hanya setakat kepala zakar ku sudah celus. Ku biarkan sebentar zakar terhenti setakat itu. Terdiam. Kak Sofie juga terdiam.

Sementara itu, ku peluk tubuh kak Sofie kemas-kemas sambil memainkan putting susunya, menjilat, mengusap dan mengigit-gigit lunak. Mulutnya ku kucup sambil lidahnya ku hisap. Kami memang sudah khayal dan terangsang. Kepala batang ku sudah masuk sekerat, tapi ku tunggu hingga Kak Sofie benar-benar bersedia.

Sebentar kemudian aku tanya dengan suara memanjakan, Bolehhhh???!! Kak Sofie membuka matanya. Dibibirnya tersua senyum manis yang meredhakanKu tusuk zakarku kedalam. Kemudian ku tarik ke belakang perlahan-lahan. Ku henjut perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan kak Sofie, mencakup seluruh batang zakar ku. Terasa seperti mengemut-ngemut didalam. Kami mulai teransang!! Lendirnya yang melimpah melunak sorong tarik batang ku ke dalam. Mata Kak Sofie terpejam.

Zakarku yang mula memasuki kemaluan kak Sofie kini lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menyeronokkan. Mata kak Sofie terbuka merenungku dengan pandangan yang kuyu. Masa itu zakarku mula aku masuk-keluarkan.

Bibirnya dikacip rapat seperti tidak sabar menanti tindakan aku seterusnya. Tangannya memegang lengan ku. Kuat. Sedikit demi sedikit zakarku masuk sehingga ke pangkalnya. Kak Sofie mendesah dan merengek seiring dengan keluar masuknya zakarku dalam kemaluannya.

 Ada ketikanya punggung kak Sofie terangkat- angkat menyambut zakarku yang seperti melekat di kemaluannya. Berpuluh-puluh kali ku sorong-tarik zakarku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Satu ketika aku merasakan badan Kak Sofie kejang dengan matanya tertutup rapat. Tangannya pula beralih memeluk pinggangku.

Punggungnya terangkat tinggi. Satu keluhan berat keluar dari mulutnya perlahan. Ia mendesah syyyyhhhhh.!! Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan zakarku yang tertanam di dalamnya.

Dayunganku semakin pantas. Katil kak Sofie bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit laju. Leher kak Sofie ku rengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Kak Sofie ketika itu makin kuat mengemut-mengemut, seolah-olah ku rasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar.

Denyutan yang semakin kerap membuatkan zakarku semakin menegang keras. Kak Sofie pula mengimbanginya dengan mengayakkan punggungnya.

Henjutan ku makin kencang. Kemaluan kak Sofie makin menyempit. Ku rangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia membiarkan saja. Berbanding dengan tubuh ku, kak Sofie longlai bagai tidak bermaya. Aku menggonyoh hingga tubuh kak Sofie bagai terhuyung-hayang. Dia membiarkan saja perlakuan ku. Nafasnya makin kencang.

Dalam keadaan begitu mempesonakan, akhirnya aku tak tahan lagi. Aku rasa air maniku sudah sampai ke kemuncak. Dalam satu tusukan yang kuat, ku henyakkan seluruh batang ku ke dalam. Ku rasa ada bebola di hujung liang kemaluan Kak Sofie yang menghalang. Di situlah air maniku menyebur.

Air maniku terasa memancut ke dalam kemaluan kak Sofie. Bergetaran rasa badan ku ketika itu. Kak Sofie pula memaut pehaku dengan kakinya. Menekan kuat. Matanya terbuka luas memandangku. Seolah-olah dia memandang ku bagai dia tida nampak.

Mukanya serius. Bibir dan giginya dikertapkan. Nafasnya berombak. Dia merengek agak kuat. Kerongkongnya berbunyi berdecup.

Kemudian ku lihat mulut Kak Sofie terbuka luas. Terdengar kerongkongnya mengerang. Ku ku kucup mulut. Ku hisap lidahnya. Aku masih menghenjut batang ku keluar masuk. Kedua-dua belah bahu Kak Sofie ku rangkul kuat. Tubuhnya bagai terangkat-angkat. Ia menurut saja perlakuan ku. Kak Sofie juga menuntut desakan nafsu.

Waktu aku memuntahkan lahar maniku, memang tusukan ku paling kuat menghunjam masuk kedalam. Ku lihat kak Sofie menggelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya bergoyang kebelakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami melayani rasa nikmat itu. Beberapa tusukan tadi memang kemuncak kami. Kami sama-sama tiba dipuncak. Memang hebat. Sungguh puas.
Aku, pertama kali bagi ku sebagai anak bujang bersetubuh. Kak Sofie mendapat air bujang ku. Walaupun dia seorang janda, bagi ku dia adalah secantik wanita.

Waktu kami melakukan sanggama tadi, kami khayal entah kemana. Kak Sofie memang bijak dalam permainannya. Sebarang aksi ku diberi riaksi yang sama. Sebagai sorang yang tidak pernah merasa nikmat persetubuhan, bagi ku kak Sofie betul-betul memberi aku syorga dunia.

Aku terbaring lesu di sisi kak Sofie. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada kudrat untuk aku membukanya. Dalam hati ku puas kerana dapat mengimbangi pengalaman kak Sofie. Ku lihat kak Sofie tergeletak di sebelahku. Kejadian yang tidak pernah aku mimpikan, terjadi tanpa dapat dielakkan. Kak Sofie juga menelentang dengan matanya tertutup seperti terlena, mungkin penat selepas dapat meng hilangkan dahaga batinnya sejak menjanda 6 tahun yang lalu.

Kami masih berpelukan. Kemudian Kak Sofie terasa seperti mengusap muka ku. Aku buka mataku. Dia senyum. Aku senyum. Seolah-olah kami tidak merasa janggal berpelukan tanpa seurat benang ditubuh. Aku mengucup mulutnya.

Dia berbisik ketelinga ku, Terima kasih Maddd Kak Sofie eeerr. Belum sempat dia menghabiskan ayatnya aku bertanya,Kak Sofie puas. Dia senyum dan menganggukDua kali!! jawapnya rengkas.
Memang Mad gagah..Mad punya besar! Panjang! katanya sementar itu ia mengkocok batang zakar ku. Pujiannya meransang ku.

Kak Sofie dah lama tak buat? tanya ku. Dia mengangguk. Sejak bercerai dulu! jawabnya.
Kak Sofie tak teringat ke..? tanya ku. Dia mengangguk. Nak buat mcamana jawabnya pendek sambil senyum malu-malu dan memeluk dada ku.

Kak Sofie menceritakan, pada mulanya suaminya adalah orang baik tetapi telah terjebak dengan dadah. Akhirnya, dalam tempoh 6 bulan suaminya lupa dengan nafkah lahir dan batin. Hubungan suami isteri tidak sempurna.

Jika suaminya melakukan persetubuhan, kerapkali sekerat jalan. Nafsu suaminya kandas di tengah jalan. Tak ada roman tak ada apa-apa. Dia melakukan semasa Kak Sofie sedang tidur dan tak bersedia.

Akhirnya, bila suaminya tertangkap dan dipenjarakan 12 tahun, Kak Sofie minta cerai. Suaminya jatuhkan talak tiga. Kembalilah dia jadi janda. Kerana dia tak mahu kawin lagi, maka dia pun mencari kerja kilang.Tapi masalah gadis kilang banyak, maka dia pun cari kerja sebagai pembantu rumah. Dua tempat dia bekerja sebelum ini.

Malangnya tuan rumah cuba buat tak senonoh, lalu ia berhenti. Cuma di rumah abang ku dia mendapat layanan yang baik. Setakat ini sudah 3 tahun dia bekerja. Semuanya baik.
Aku tanya samada apa yang kami lakukan tadi dia merasa kesal. Kak Sofie menggeleng. Katanya, dia tak pernah merasa puas bersama suaminya dulu. Suaminya gelojoh. Dia tidak ada daya sebab dadah melemahkan kekuatannya. Dia cukup merasa merana.

Kak Sofie suka kat Mad..? tanyaku. Dia senyum. Dia mengangguk tanda suka. Sambil itu tanganku menggentel buah dadanya. Tangannya mengocok terus zakar ku. Zakar ku bangun tegang semula. Makin kami semacam terangsang lagi.

Kak Sofie nak lagiiiikeee?? tanyaku dengan suara manja. Dia senyum manis.
Apa yang berikutnya, memang telah diduga. perlahan-lahan kubuka kangkangnya semula. Ku lihat kaki Kak Sofie kian mengejang. Sedikit demi sedikit terus ku ulit bahagian bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Ufffff detik-detik jantungku kembali berdegup cepat. Terlepaslah seluar dalamnya tanpa perlawanan lagi. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilatan di depanku.

Ku rentang kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik bukit itu. Kedua-dua belahan bibir mungil kemaluannya ku buka . Celah rekahan itu ku lihat semua rahsia didalamnya. Aku menelan air liur ku sendiri demi melihat nikmat yang menanti.

Ku dekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan syahwat. Tak termampu aku menahan ledakan yang menghambat nafasku. Segera aku mendekatkan mulutku sambil mengucup mulut kemaluan Kak Sofie dengan bibir dan lidahku.

Rakus sekali lidahku menjilat setiap bagian kemaluan Kak Sofie. Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang tersentil menonjol di pangkal farajnya itu,

Kak Sofie mendesis dan mendesah kegelian. Lidah dan bibir menjalankan peranannya harmonis sekali. Beberapa kali ku lihat Kak Sofie mengejangkan kakinya.

Aku tak peduli akan semerbak bau yang khas dari liang kemaluan Kak Sofie memenuhi ruang hidung ku . Malah membuat lidahku bergerak makin menggila-gila. Ku tekan lidahku ke lubang kemaluan Kak Sofie yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin ku masukkan lebih dalam lagi, tapi tak boleh. Mungkin kerana lidah ku kurang keras. Tetapi, kelunakan lidah ku itu membuat Kak Sofie beberapa kali mengerang keenakan.

Dalam keadaan sudah teransang itu, ku tarik tubuh kak Sofie ke kedudukan menugging. Ia menurut saya dan bertanya sekadar merengek saja..

Mad nak buat macamanaaaaaa kat Kak Sofie.??? Ia bertnya. Aku rasa dia tak pernah diperlakukan begitu oleh suaminya dulu. Aku diam saja. Ku atur posisinya. Ku alas perutnya dengan bantal. Dalam posisi menungging itu, punggung Kak Sofie terdampar lebar. Berisi dan pejal. Ku usap dan ku ramas-ramas. Ku gigit lumas.

Tangannya memegang birai kepala katil. Air mazi kak Sofie sudah membasahi kemaluannya. Ku buka pintu kemaluannya. Ku lihat dan perhatikan dengan teliti.

Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu. Kucium kemaluan Kak Sofie. Bau hanyir dan maung air maniku bercampur dengan bau asli faraj kak Sofie yang merangsang. Bau faraj seorang wanita!!

Jelas semua!! Bulu cipap kak Sofie lembap dan melekat bersememeh ke farajnya. Ku selak sedikit memberi ruang. Ku masukkan jari hantuku kedalam lubang farajnya. Ku kuit-kuit didalam. Ku lihat kak Sofie menggoyang punggungnya.

Ku kucup dan gigit daging pejal punggunya yang putih melepak itu. Kemudan aku rangkul pinggangnya. Ku Masukkan zakarku ke liang farajnya. Pinggang kak Sofie seperti terlentik.
Aku beralih perlahan-lahan ku tusuk zakarku yang besar panjang kelubang faraj kak Sofie doggy-style Tusukan ku makin kencang. Nafsu syahwat ku kembali cukup-cukup terangsang. Kali ini berpuli-puli aku menyorong-tarik zakarku. Henjutan ku memang kasar dan ganas. Ku paut piggang kak Sofie. Kemudian beralih ke buah dadanya yang yang terbuai. Ku ulit semahu nafsuku. Bebas. Rambutnya mengerbang.

Lama juga kak Sofie menahan lampiasan nafsu ku kali ini. Hampir setengah jam. Aku terus bertumpu. Ku henjut sehabis dayaku. Makumlah ini adalah kali kedua dalam waktu sengkat. Tusukan ku memang hebat. Sekejap cepat sekejap perlahan.

Mengenjal-ngenjal tubuh kak Sofie ku kerjakan. Dia seperti mengah. Tubuhnya beberapa kali mengenjak. Dengusan dari tekaknya memanjang. Berkali. Bagai orang mengah. Ohhhhek! Ek! Ek! seperti orang kelemasan.

Akirnya ku rasa air pejuku hampir muntah lagi. Waktu itu ku rangkul kedua bahu kak Sofie sambil menusuk zakarku kedalam. Habis kesemuanya hingga ke pangkal. Waktu itulah ku muntahkan pejuku. Ku tarik semula, dan ku terjahkan kedalam.

Tiga empat kali ku henjut begitu. Kak Lamah menyerah saja mengikut rentah henjutku. Hanya suaranya saja bagai mengerang Kemudian ku peluk tubuhnya keribaku walaupun zakarku masih terpacak didalam kemaluannya.

Dia seperti dudu. Ku suruh dia pula menghenjut. Kak Sofie menurut perintah ku. Ku urut buah dadanya. Ku palingkan mukanya. Kami berkucupan. Lama begitu hingga terasa zakarku kembali normal. Kak Sofie bagai lelah. Keringat mendidih di dahi kami. Kami telentang semula. Berdakapan. Kak Sofie bagaikan longlai. Dia semacam tertidur.

Melihat Kak Sofie begitu, dan hujan masih belum teduh, nafsuku naik semula. Ku rangkul tubuh kak Sofiedanku kerjakan kak Sofie sekali lagi. Kali itu Kak Sofie menyerah. Dia nampak menyerah dan tidak lagi membantah. Aku kerjakan nonoknya sampai puas. Bau bilik itu bau air mani kami. Bunyi pun berdecit-cit Ahhhhh.. argghhharrraahh..

Cerita Sex Tiga kali ku setubuhi Kak Sofie pada petang itu. Mungkin berbaloi puasanya selama 6 tahun tidak merasa disetubuhi. Kak Sofie seperti orang tertidur.

Sudah itu perlahan-lahan aku berdiri dan mengenakan pakaian ku semula. Aku keluar dari bilik kak Sofie menuju ke ruang depan. Semasa aku keluar, barulah aku sedar pintu bilik kak Sofie tidak tertutup rapat.

Rupa-rupanya kakak ipar ku sudah pulang. Mendadak aku pucat kalau-kalau kejadian tadi disaksikan oleh kakak iparku. Aku keluar sambil cuba berlagak seperti tidak ada apa yang berlaku. Aku terus duduk di sofa pura-pura.

Sebentar kakak iparku datang membawa minuman. Ku jeling mukanya. Dia bermuka biasa saja. Yakin kepada ku, kakak iparku tidak tahu apa yang berlaku antara ku dengan kak Sofie.
Aku tanya, Abang tak pulang sama kakak tadi?Tidak. Dia outstation ke Singapore 4 hari!! jawabnya. Dia senyum. minumlah!! pelawanya.

Dia terus beredar naik ke biliknya. Aku terus duduk dan menontot video Airforce One.
Samad kena pergi airport kejap lagi, ambil kereta disana. Tidur sini malam ini, sebab esok kakak nak kerja!! katanya pendek.Memang bagitulah selalunya.

Kalau abang ku tidak ada, aku akan jadi driver untuk membawa mercedez nya kemana-mana.. Malam itu aku tidak balik ke flat ku. Tidur di rumah abang aku!! Memang aku ada.





Siram Lubang Vaginaku


Agen Taruhan Terpopular - Dua anaknya yang masih kecil mungkin sudah tidur. Kadang ia duduk di bangku panjang di sudut rumahnya yang berseberangan dengan tempat kami nongkrong. Matanya menerawang jauh, mungkin setelah sebulan menjadi janda ia mulai merasakan sepinya tidur sendirian.

Usianya memang belum terlalu tua, sekitar tiga puluh lima tahun. Usia dalam gejolak, kata judul film tahun 80-an. Usia yang lagi matang-matangnya dengan gairah yang bergejolak. Punggungnya yang melengkung, bongkok udang kata orang, menimbulkan fantasi seksual yang luar biasa.

Mbak Antik merebahkan dirinya di atas bangku panjang yang didudukinya. Kedua kakinya dinaikkan ke atas bangku. Kami saling memandang dan menyikut sambil tersenyum.

“Tuh sudah dikasih kode, siapa berani duluan maju?” salah seorang menyeletuk pelan.
“Dia ingin menunjukkan badannya masih oke punya,” yang lain menimpali. Akibatnya acara main gitar jadi kacau berantakan. Tak lama Mbak Antik masuk kembali ke dalam rumahnya. Akhirnya kamipun bubar pulang kembali ke rumah masing-masing.

Karena kebelet pipis, aku memutar menuju ke sumur di belakang rumah Mbak Antik. Baru saja kubuka ritsluiting celanaku terdengar pintu belakang rumahnya dibuka. Buru-buru aku naikkan lagi ritsluitingku.

“Eh Mbak Antik.. Belum tidur? Maaf numpang buang air Mbak. Sudah nggak tahan nih,” kataku tersipu malu.

“Kalau mau kencing masuk aja ke dalam kamar mandi sana, nanti kelihatan orang,” katanya. “Ya Mbak, maaf ya Mbak!” Akupun masuk ke dalam kamar mandi, sementara Mbak Antik berdiri di dekat sumur. Kelihatannya ia juga ingin buang air kecil.

Sebentar kemudian akupun keluar dari kamar mandi dengan perasaan lega. Mbak Antik menggamit lenganku dan berkata, “To.. Tolong tungguin aku sebentar, aku mau pipis juga. Entah kenapa malam ini aku merasa agak takut” Entah dengan terpaksa atau senang hati kuturuti permintaannya.

Toh tidak memberatkan. Terdengar desisan air dan disusul dengan beberapa kali guyuran air. Aku sudah mulai dengan analisa situasi. Sekarang ini mungkin temanku yang rumahnya di samping ini belum tidur dan menungguku di depan.

Kupikir keadaan belum memungkinkan untuk beraksi, namun kutunggu sampai Mbak Antik keluar dari kamar mandi untuk sekedar mengetahui sinyal atau tanda-tanda awal dari gerak tubuh dan sikapnya. Mbak Antik keluar dari kamar mandi.

Kuperhatikan sebentar, ternyata tubuhnya memang masih oke. Tingginya hampir sama denganku dengan bahu lebar dan kekar untuk seorang perempuan. Rambutnya keriting papan tergerai sampai di bawah bahu.

Ditunjang lagi dengan dadanya yang cukup besar, mungkin 36. “Terima kasih To sudah menungguiku,” katanya sambil sedikit mendorong tubuhku agar ia bisa lewat. Aku baru sadar ternyata tempat aku berdiri memang di dekat tembok pembatas sumur yang sempit, sehingga tidak bisa dilalui dua orang bersama-sama.

Dengan gerakan seolah-olah tanpa sengaja dadanya sengaja menggesek lenganku. Kurasakan sebuah tekanan lembut pada lenganku. Sepertinya ia tidak mengenakan BH. “Ya Mbak. Sama-sama. Mari Mbak saya mau pulang,” kataku sambil beranjak pergi.

Satu tanda telah kudapat, tapi aku harus bersabar dulu. Tidak untuk malam ini, gumamku dalam hati. Mbak Antik masuk ke rumahnya lewat pintu belakang. Tapi kulihat pintunya belum tertutup dengan sempurna dan ada bayangan di balik pintu.

Rupanya ia mengintipku dan menunggu reaksiku. Aku melihat ke arah pintu sambil tersenyum dan seolah-olah sedang membetulkan posisi burungku yang miring. Beberapa hari kemudian aku sedang melintas di depan rumahnya tiba-tiba aku dipanggil.

“To.. Anto. Saya mau minta tolong sebentar. Tape saya suaranya tiba-tiba pecah. Boleh kan minta tolong sebentar?” katanya. Ia mengenakan kulot biru dengan kaus kuning berkerah tanpa lengan. Aku berpikir sebentar.

Sebenarnya aku tidak punya latar belakang keahlian di bidang elektronika, hanya sekedar tahu sedikit saja. Kupikir tidak ada salahnya mencoba menolongnya membetulkan tape-nya. Kalaupun tidak bisa pasti dia bisa memaklumi karena memang bukan bidangku.

Aku masuk ke dalam rumahnya, kelihatan sepi karena anaknya masih sekolah. Setelah menjanda Mbak Antik mencoba membuka usaha salon kecantikan di rumahnya. Nampaknya usahanya berhasil dan mulai mendapatkan pelanggan tetap.

“Mana tape-nya Mbak, biar saya lihat dulu?” tanyaku. “Ada di kamar, masuk saja ke kamar. Nggak apa-apa kok,” jawabnya. Aku masuk ke dalam kamar dan kuambil tape-nya dan beberapa kaset untuk mencoba lalu kubawa keluar.

Setelah kuhubungkan dengan aliran listrik, aku mencoba menghidupkannya. Ternyata memang suaranya tidak sempurna. Analisaku headnya kotor atau kendor bautnya. “Minta alkohol dan kapas Mbak! Kalau ada obeng kecil sekalian” Aku yakin dia tidak punya head cleaner, jadi biar kucoba bersihkan pakai alkohol saja.

Sebentar kemudian ia sudah kembali dengan membawa kapas, sebuah botol plastik kecil dan obeng kecil. “Ini To. Alkoholnya nggak ada tapi Bapaknya dulu kalau membersihkan tape biasanya pakai ini,” sambil mengangsurkan bawaannya.

Kuterima dan kuperhatikan, ternyata dugaanku salah. Ia masih menyimpan head cleaner. Kubersihkan head tape dan rodanya, lalu kucoba menghidupkannya lagi. Lumayan, sekarang suaranya sudah mulai bening, namun bas dan treblenya belum pas.

Kuambil obeng kecil dan mulai menyetel baut headnya. Beres, suara tapenya kembali normal. “Sudah Mbak. Beres, kini tinggal upahnya saja,” kataku sambil tersenyum.
“Berapa?” balasnya. “Nggak kok Mbak, cuma bercanda. Bukan pekerjaan sulit atau mengeluarkan tenaga” “Jangan To. Keahlian seseorang kan harus dihargai. Apapun bentuk penghargaannya” Aku teringat sudah lama tidak creambath.

Mumpung di sini sekalian creambath saja. Aku bukan ingin creambath gratis untuk bantuanku tadi, tapi memang sudah saatnya aku creambath. “Aku mau creambath, bisa sekarang Mbak?” tanyaku. “Boleh. Duduk di kursi sana, sebentar aku siapkan peralatannya” Aku duduk di sebuah kursi putar di depan meja rias.

Lumayan lengkap juga peralatannya. Mbak Antik datang dengan membawa seember air dan gayung. Maklum saja ia belum memasang shower untuk keramas. “Pindah di sini. Keramas dulu biar bersih” Akupun menurut saja dan duduk setengah berbaring telentang di bak keramas salon.

Mbak Antik kemudian menuangkan shampoo dan mengusapkannya dengan lembut di kepalaku. Karena posisiku yang setengah telentang aku dapat menyaksikan muka dan dadanya yang berada di atas kepalaku.

Dadanya kemudian dimajukan tetap di atas mukaku hanya berjarak sekitar 20 cm. Aku mulai menjadi pusing dengan kondisi ini.

“Yuk kembali ke kursi tadi!” perintahnya. Kami kembali ke depan meja rias. Mbak Antik segera mengurut kepalaku dengan cream. Sejam kemudian ia sudah menyelesaikan pekerjaannya. Kini rambutku dikeringkannya dengan hair dryer.

Sambil menyisir rambutku dadanya ditekankan ke tengkukku. Terasa lembut namun sedikit kendor. Penisku segera bereaksi dengan perlahan- lahan mulai membesar.

“Dari mana tadi, pagi-pagi kok sudah rapi?” tanyanya.
“Jalan-jalan ke sawah di belakang kampung. Musim kemarau, jadinya kurang air dan mungkin bisa jadi akan kekeringan,” jawabku. Dari kaca meja rias kulihat mukanya agak merah mendengar kataku tadi. Selesai menyisir rambut ia malah membuka dua kancing teratas kemejaku dan mengurut bahuku dengan sedikit body lotion.

Napasnya menyapu tengkukku, terdengar berat dan agak terengah-engah. Entah karena mengeluarkan tenaga untuk memijatku atau menahan nafsu. Aku terlena dengan pijatannya dan merasa nyaman sekali, tidak terlalu kuat atau terlalu lemah.

Pas susunya, karena dadanya selalu ikut memijat belakang kepalaku. Melihat aku keenakan dipijat Mbak Antik menawariku untuk pijat badan.

“To, mau badanmu dipijat? Ayo ke dalam saja kalau mau kupijit, biar seger badanmu,” katanya sambil menarik tanganku ke arah kamarnya. Aku semakin pusing, bukannya badan bertambah segar nanti malahan pegal yang akan kudapat.

Aku ragu dan melirik ke arah pintu, takut kalau ada pelanggan lain yang masuk ke salonnya. Tapi ia tak peduli dan terus menarikku ke dalam kamarnya. Aku menyerah. Que sera sera, whatever will be will be. Sampai di dalam kamar ia menyuruhku melepas baju dan berbaring tengkurap.

Celana panjangku tetap kupakai dan tergantung apa yang terjadi nanti. Kalau harus dibuka kenapa tidak? Mbak Antik keluar kamar dan kudengar pintu depan ditutup serta suara rel korden yang berderik. Aku meluruskan posisi adik kecilku yang sedikit mengganjal agar nyaman dan tidak terlipat.

Berabe kan kalau patah akibat terlipat dan ditindih badanku. Ia kembali dengan membawa handuk kecil, body lotion, piring kecil dan minyak kayu putih. Dicampurnya minyak kayu putih, body lotion dan sedikit cairan lain yang baunya sangat lembut, antara jasmine dan rose. Ia kemudian mulai mengurut punggungku dengan campuran tadi.

Ada rasa hangat minyak kayu putih dan harum mawar melati (semuanya indah!). Setelah itu kemudian tanganku diurut mulai dari lengan sampai jari. “Berbalik To!” katanya lembut. Aku berbalik dan segera tangannya mengurut bahu bagian depan dan dadaku.

Kini urutannya lebih tepat disebut usapan yang mempermainkan bulu dada, puting dan tentu saja gairahku yang menggelora. Bibirnya tersenyum kecil seolah-olah anak kecil yang mendapatkan mainan baru. Padahal mainannya masih tertutup celana.

“Hh..” Ia menarik napas dalam dan mneghembuskannya kuat-kuat. Leher dan tangannya berpeluh setelah memijatku. Disekanya dadaku dengan handuk basah yang sudah disiapkannya. Aku berbalik agar ia bisa mengeringkan punggungku.

Setelah mengeringkan punggungku ia berbaring di sampingku. Aku kembali dalam posisi telentang. “Kini giliranku yang meminta upah,” katanya sambil tersenyum lebar. “Apa upahnya?” pancingku. “Kamu tadi berkata sawah di kampung kita kekurangan air.

Aku ingin kamu mengairi sawahku yang juga sudah lama tidak disiram,” katanya manja dan langsung memeluk dan menciumku. Que sera sera, quo vadis, eureka, ereksi dan seterusnya aku tidak mengerti lagi. Kupegang kedua bahunya dari belakang dan kupijit perlahan. Ia menggeliat dan mengusapkan pipinya pada lengan kananku.

Kuputar badannya sehingga kini kami saling berhadapan. Kupegang kepalanya dan kutengadahkan mukanya ke mukaku. Ia menjatuhkan kepalanya ke dadaku. Kupegang bahunya dan kutempelkan pipiku ke pipinya. Ia berbisik, “Puaskan aku sekarang.

Airi sawahku sampai becek dan berlumpur..” Kupeluk dia dan ia semakin merapatkan kepalanya di dadaku. Rambutnya yang keriting papan kusingkapkan ke atas. Kucium bulu halus di leher belakangnya. “Ssh.. kamu pandai membangkitkan gairah,” rintih Mbak Antik sambil memejamkan matanya.

Lidahku menerobos ke mulutnya dan menggelitik lidahnya. Mbak Antik membalas ciumanku dengan lembut. Tanganku mulai bekerja di atas dadanya dan kuremas buah dadanya. Kurasakan payudaranya sudah agak kendor.

Jariku terus menjalar mulai dari dada, perut, pinggang terus ke bawah hingga pahanya. Mbak Antik makin sering menggeliat. Lidahku beraksi di lubang telinganya dan gigiku menggigit daun telinganya. Tangannya meremas isi celanaku yang mulai memberontak.

Kusapukan bibirku ke lehernya dan kutarik pelan- pelan ke bawah sambil mencium dan menjilati lehernya yang mulus. Mbak Antik mendongakkan kepala memberikan tempat bagi bibirku. Tangannya memeluk leherku dan ia semakin merepatkan tubuhnya ke dadaku, sehingga dadanya yang masih terbungkus kaus menekan dadaku.

Diusap- usapnya dadaku dan kemudian putingku dimainkan dengan jarinya. Kucium bibirnya dan kini ia membalas dengan lumatan ganas. Kubuka kausnya dan kutarik celana kulotnya dan sekaligus celana dalamnya ke bawah.

Kulit yang mulus, lembah yang indah dengan padang rumput yang cukup lebat terlihat di sela pahanya. “Eehhngng…” Ia mendesah ketika lehernya kujilati. Mbak Antik berguling dan menindih tubuhku. Tanganku bergerak punggungnya.

“Tik…” pengait bra-nya terbuka. Kunaikkan cup bra-nya. Kini buah dadanya terbuka di hadapanku. Buah dadanya yang besar namun sudah sedikit kendor menggantung di atasku. Putingnya yang berwarna coklat kemerahan mulai mengeras.

Digesek- gesekkannya putingnya di atas dadaku. Perlahan tanganku mengusap bahunya dan sekaligus menurunkan tali bra-nya. Bibirnya kini semakin lincah menyusuri wajah, bibir dan leherku. Mbak Antik mendorong lidahnya jauh ke dalam rongga mulutku kemudian memainkan lidahku dengan menggelitik dan memilinnya.

Mbak Antik menggeserkan tubuhnya ke arah bagian atas tubuhku sehingga payudaranya tepat berada di depan mukaku. Segera kulumat payudaranya dengan mulutku. Putingnya kuisap pelan dan kujilati.
“Aacchh, Ayo Anto.. Lagi.. Teruskan Anto.. Nikmat.. Teruskan” Kemaluanku semakin mengeras. Kusedot payudaranya sehingga semuanya masuk ke dalam mulutku kuhisap pelan namun dalam, putingnya kujilat dan kumainkan dengan lidahku.

Dadanya bergerak kembang kempis dengan cepat detak jantungnya juga meningkat. Napasnya berat dan terputus- putus. Tangannya menyusup di balik celanaku, kemudian mengelus, meremas dan mengocok kemaluanku dengan lembut. Ia melepas ikat pinggang dan menarik resluiting celanaku.
Pantatku kunaikkan dan dengan sekali tarikan, maka celana panjang dan celana dalamku sekaligus sudah terlepas. Kini kami dalam keadaan polos tanpa selembar benang. Bibirnya mengarah ke leherku, mengecup, menjilatinya kemudian menggigit pundakku.

Napasnya dihembuskannya ke dalam lubang telingaku. Kini dia mulai menjilati putingku dan tangannya mengusap bulu dadaku sampai ke pinggangku. Aku semakin terbuai. Kugigit bibir bawahku untuk menahan rangsangan ini. Kupeluk pinggangnya erat- erat.

Tangan kiriku kuarahkan ke celah antara dua pahanya. Jari tengahku masuk sekitar satu ruas jari ke dalam lubang guanya. Kuusap dan kutekan bagian depan dinding vaginanya dan kemudian jariku sudah menemukan sebuah tonjolan daging seperti kacang.

Setiapkali aku memberikan tekanan dan kemudian mengusapnya Mbak Antik mendesis “Huuhh.. Aauhh.. Engngnggnghhk” Ia melepaskan tanganku dari selangkangannya. Mulutnya bergerak ke bawah, menjilati perutku.

Tangannya masih mempermainkan penisku, bibirnya terus menyusuri perut dan pinggangku, semakin ke bawah. Ia memandang sebentar kepala penisku yang mengkilat dan kemudian mengecup batang penisku. Mbak Antik kembali bergerak ke atas, tangannya masih memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri tegak.

Kembali kami berciuman. Buah dadanya kuremas dan putingnya kupilin dengan jariku sehingga dia mendesis perlahan dengan suara yang tidak jelas. “Sshh.. Sshh.. Ngghh..” Perlahan lahan kemudian ia menurunkan pantatnya sambil memutar-mutarkannya.

Kepala penisku dipegang dengan jemarinya, kemudian digesek-gesekkan di mulut vaginanya. Terasa sudah licin berlendir. Dia mengarahkan kejantananku untuk masuk ke dalam vaginanya. Ketika sudah menyentuh lubang guanya, maka kunaikkan pantatku perlahan.

Mbak Antik merenggangkan kedua pahanya dan pantatnya diturunkan. Kepala penisku sudah mulai menyusup di bibir vaginanya. Kugesek-gesekkan di bibir vaginanya. Mbak Antik merintih dan menekan pantatnya agar penisku segera masuk.

“Ayolah Anto.. Naikkan pantatmu.. Dorong sekarang. Ayo.. Masukkan batangmu.. Pleasse..!!” Mbak Antik bergerak naik turun dengan perlahan. Vaginanya terasa licin dan agak becek. Kadang gerakan pantatku kubuat naik turun dan memutar.

Mbak Antik terus melakukan gerakan memutar pada pinggulnya. Ketika kurasakan lendir yang membasahi vaginanya semakin banyak maka kupercepat gerakanku. “Anto… Ouhh.. Nikmat.. Oouuhh.” desisnya sambil menciumi leherku. Kakinya menjepit pahaku. Dalam posisi ini gerakan naik turunnya menjadi bebas.

Tangannya menekan dadaku. Kucium dan kuremas buah dadanya yang menggantung. Kepalanya terangkat dan tanganku menarik rambutnya kebelakang sehingga kepalanya semakin terangkat. Setelah kujilat dan kukecup lehernya, maka kepalanya turun kembali dan bibirnya mencari-cari bibirku. Kusambut mulutnya dengan satu ciuman yang panas.

Mbak Antik kemudian menggerakkan pantatnya maju mundur sambil menekan ke bawah sehingga penisku tertelan dan bergerak ke arah perutku. Rasanya seperti diurut dengan lembut namun bertenaga.

Semakin lama- semakin cepat ia mengerakkan pantatnya. Desiran yang mengalir ke penisku kurasakan semakin cepat. “Mbak Antik.. Mbak.. Ouuhh” “Ouhh.. Sshh.. Akhh!” Desisannyapun semakin sering. Aku tahu bahwa ia akan segera menggapai puncak kenikmatannya.

Kini penisku kukeraskan dengan menahan napas dan mengencangkan otot yang sudah terlatih oleh senam Kegel. Ia merebahkan tubuhnya ke atas tubuhku, matanya berkejap-kejap dan bola matanya memutih.

Giginya menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Akupun merasa tak tahan lagi dan akan segera memuntahkan laharku. Aku berguling dan kini aku berada di atas. Kupompa vaginanya dengan cepat dan akhirnya beberapa saat kemudian.. “Anto.. Sekarang sayang.. Sekarang.. Hhuuaahh. Aku sampai..!” Ia memekik kecil.

Kutekan pantatku sekuatnya. Dinding vaginanya berdenyut kuat menghisap penisku. Ia menaikkan pinggulnya. Bibirnya menciumiku dengan pagutan-pagutan ganas. Desiran dan tekanan aliran lahar yang sangat kuat memancar lewat lubang kejantananku.

“Mbaakk.. Ouhh.. Aa.. Tikk..!” Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kutekankan kepalaku di lehernya. Napas yang bergemuruh kemudian disusul napas putus-putus dan setelah tarikan napas panjang aku terkulai lemas di atas tubuhnya.

Akhirnya janda 35 tahun itu ku setubuhi dengan dasar suka sama suka, walau terjadi bermula tanpa direncana, tapi pergumulan atau hubungan seks kami terus berlanjut, dan tapa kami sadari hubungan seks itu semakin nikmat, bahkan lebih nikmat dari abg, janda binal memang sangat nikmat.